Saturday, January 15, 2011

Mencari Jalan Pulang

PS: Jangan bazirkan masa anda. Artikel ini hanyalah lentera jiwa penulis.

Petang itu tidak seperti biasa. Sedikit suram. Panahan senja sinar mentari seakan menambah duka di hati. Entah mengapa payah benar untuk aku merasa bahagia. Tentu ada sesuatu yang telah menceroboh pagar iman sehingga susah benar untuk merasa cukup dengan ketentuan Ilahi. Rupanya hujan pagi tidak menghasilkan pelangi. Adakah pelangi yang ku nanti? Aduhai, hati begitu rindu untuk bertemu.

Aku menerjah ombak gelora yang makin ganas menerpa. Tidak pernah putus asa untuk menyerang. Bahasanya gagah mengugah jiwa. Datangnya bertali arus seusai angin bertiup. Kali ini semakin pantas pula ia bertandang. Harus ku buka langkah bersilang mengayun seni beralas pusaka. Biar ia tahu susuk perkasa bisa hadir.

Sesekali ia makin kendur. Pandai juga ia beralah. Lembut menyapa naluri kemanusian supaya berbelas ihsan sesama makhluk. Sudah diduga. Pantang berundur sebelum syahid. Musuh yang lemah jangan dihina. Tawarkan perdamaian sesudah menang. Bukan seperti mereka yang munafik. Terus megah beralas sombong mendada kemenangan. Bila kalah terus menikus bersembunyi. Sambil-sambil menunggu peluang. Memang dasar pengecut.

Ku buka langkah ke hadapan. Sudah tiba masa pulang. Rentetan peluang menjalar pergi bersama masa. Terlalu pantas untuk ku kejar. Sebelum pulang aku ingin menabur benih pusaka. Moga berguna untuk timbangan di sana. Neracanya tidak kenal wang permata hanya amal dibutuhi. Aku kembali mencari jalan pulang.

No comments:

Post a Comment


Total Pageviews

free counters
Powered By Blogger